
Kulit Kinclong, Risiko Tinggi: Bahaya di Balik “Glazed Donut Skin”
Dailyskin – Kulit kinclong tengah menjadi dambaan banyak remaja yang terinspirasi dari tren kecantikan viral di media sosial. Salah satu yang paling mencolok adalah tren “Glazed Donut Skin” — tampilan wajah super mengkilap, lembap, dan berkilau seperti permukaan donat manis. Meskipun terlihat sehat dan glowing, para ahli dermatologi memperingatkan bahwa tren ini bisa membawa dampak negatif serius, terutama bagi kulit remaja yang masih sensitif dan rentan.
Bahan Aktif Dewasa, Ancaman untuk Kulit Remaja
Fenomena “Glazed Donut Skin” tidak lepas dari penggunaan produk-produk perawatan kulit yang mengandung bahan aktif kuat seperti retinol, Vitamin C dosis tinggi, dan asam glikolat. Bahan-bahan ini memang terbukti efektif untuk mengatasi tanda penuaan dini dan memperbaiki tekstur kulit pada usia dewasa. Namun, pada kulit remaja yang masih berkembang, zat-zat tersebut dapat menimbulkan iritasi, kemerahan, hingga kerusakan pelindung alami kulit.
Dr. Maria Lestari, seorang dermatolog, menjelaskan bahwa remaja sebaiknya tidak ikut-ikutan menggunakan produk anti-aging. “Kulit mereka masih sehat secara alami. Tidak perlu ditumpuk dengan bahan aktif berat yang justru bisa memperparah kondisi kulit bila tidak sesuai,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa rutinitas sederhana jauh lebih aman dan efektif.
“Teknik Pijat Wajah Terbaik: Facial Massage Tools dan Gua Sha”
Kulit Kinclong Tak Harus Berarti Berlebihan
Meski ingin tampil dengan kulit kinclong seperti idola media sosial, penting bagi remaja untuk menyadari bahwa glowing alami berbeda dengan efek licin yang dihasilkan oleh layering produk. Alih-alih memaksakan banyak langkah skincare dan bahan keras, lebih baik memilih pendekatan yang lembut dan aman.
Merek seperti Bubble, Aquaphor, dan CeraVe menjadi rekomendasi utama dari para dermatolog karena formula mereka yang sederhana, lembut, dan sudah teruji cocok untuk kulit muda. Produk-produk ini membantu menjaga kelembapan dan perlindungan kulit tanpa memberi beban berlebih.
Bijak dalam Mengikuti Tren Kecantikan
Tak bisa di pungkiri, media sosial punya peran besar dalam membentuk standar kecantikan baru, termasuk obsesi terhadap kulit kinclong. Namun, tak semua tren layak di ikuti secara mentah-mentah. Apa yang bekerja untuk seseorang yang berusia 30-an belum tentu aman bagi remaja 13 tahun.
Orang tua, pendidik, dan influencer kecantikan memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi generasi muda soal pentingnya perawatan kulit yang tepat usia. Perawatan yang aman bukan hanya membuat wajah tetap segar, tapi juga melindungi dari kerusakan jangka panjang.
Akhir kata, kulit sehat tidak harus selalu terlihat seperti donat mengkilap. Lebih baik glowing karena sehat, bukan karena over-treatment.